AgAr cIntA tAk mEnjAdi HarAm.. ^^


Menurut Imam Ibnu Al-Jauzi,      “kecintaan, kasih sayang, dan keterkaitan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan antar kaum adam dan kaum hawa. Perasaan, cinta..
Rasa cinta, kasih dan sayang  merupakan anugrah yang telah diberikan Allah swt kepada mahluknya.
perasaan cinta yang telah tumbuh secara perlahan ini tak perlulah kita untuk membuang. tak perlu untuk menjahuinya bahkan, membunuh perasaan yang tumbuh itu.         karena, Cinta adalah fitrah yang telah kita terima dariNYA.   Namun, jika cinta t’lah melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokan pewaris cinta tersebut kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, dan ketahuilah kawan.. cinta yang telah melewati batas ini.. merupakan cinta yang haram, cinta yang tidak sesuai, dan merupakan cinta yang tercela
Berarti,, boleh nggak nee.. ane, jatuh cinta..????
Tentu, boleh saja.. mengapa tidak 
J.  Cinta seorang laki-laki kepada wanita, dan cinta seorang wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi, yang bersumber dari fithrah yang  telah ada dalam jiwa insan-insanNYA. Yaitu kecenderungan terhadap lawan jenisnya ketika t’lah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya..
Sebagaimana firman Allah swt :
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. {Ar-Rum (30):21}
Cinta, adalah bukan sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesuciannya tergantung dari masing-masing bingkai tersebut. Ada bingkai cinta yang suci dan halal dan ada pula bingkai cinta yang kotor dan haram.    Bila, bingkai cinta tersebut adalah bingkai cinta yang suci nan halal maka lukisan cinta yang terbingkai didalamnya menjadi indah dan halal, karena sesuai dengan syariat islam.          Dan, apabila bingkai cinta tersebut terhiasi oleh cerita cinta pacaran, perselingkuhan, bahkan perzinahan.,  maka cinta tersebut dapat ternobatkan sebagai cinta terlarang. Karena tidak sesuai dengan syariat Islam.        Dalam cinta.. Cinta, mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan, dan kerinduan. Disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehidupan dikala suka dan duka, lapang dan sempit dalam kebersamaan.
Cinta adalah sebuah ketertarikan, namun dalam ketertarikan ini.. bukanlah ketertarikan secara fisik. Karena cinta ketertarikan fisik hanyalah permulaan cinta saja. Bukan puncak cinta.       Dan, sudah menjadi fithrah manusia.  Jika, manusia mempunyai rasa suka terhadap keindahan. Tapi, dalam mencintai keindahan yang kita lihat, harus dihiasi dengan adanya “teropong cinta” yang mana, teropong cinta ini berfungsi sebagai alat untuk melihat bagaimana sih..  keadaan akhlak dan budi pekerti  Si pemilik keindahan tersebut.

Islam, adalah agama fithrah. Yang mana, islam sangat menghargai “rasa cinta”, oleh karena itu.. Islam, tak membelenggu perasaan manusia untuk mencintai keindahan, semisal perasaan cinta terhadap lawan jenis.        Sebagaimana yang telah tertulis tadi.. Islam adalah agama yang mencintai keindahan, keharmonisan, dan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seseorang manusia.       Akan tetapi, Islam mengajarkan kepada manusia, untuk menjaga perasaan cinta tersebut, merawatnya, dan melindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya..
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa,  jenis Cinta  kepada wanita ada tiga macam. Yakni,
pertama, cinta kepada wanita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya, cinta seorang suami kepada istrinya. Cinta, yang semacam ini, adalah cinta yang bermanfaat. Karena, mendorong lelaki tersebut untuk menjalankan syari’at Allah, yaitu nikah. Dengan nikah, seseorang dapat menahan mata, hati, dari melihat yang lain. Yang seharusnya tidak pantas untuk dilihat.
Kedua, yaitu cinta yang dapat mendatangkan murka allah, dan dapat menjauhkan diri dari ridha dan rahmat-Nya. Orang yang memiliki cinta jenis ini adalah para pecinta yang sampai melanggar rambu-rambu yang  telah ditetapkan oleh Allah. Salah satu bentuk terparahnya adalah, terjerumusnya sepasang insan yang tengah berpadu kasih kedalam jurang zinah yang t’lah diharamkan oleh Allah. Berkenaan dengan cinta jenis ini, Raslullah pernah mengingatkan. “Barang siapa yang bercinta lalu mampu menahan diri dari perbuatan yang dilarang, serta dapat menyembunyikan perasaannya, kemudian dia mati. Maka dia mati syahid”(hadits marfu’ dari shahabat Ibnu Abbas dan Aisyah)
Ketiga, cinta yang mubbah. Cinta ini terjadi karena tidak ada unsur kesengajaan, sebagaimana mencintai bayangan seorang wanita yang memiliki paras yang cantik. Tanpa sengaja ia melihat wanita itu, lalu ia jatuh cinta. Dan cintanya itu, tidak sampai menyebabkan ia untuk berbuat maksiat. Bila hasrat cintanya sudah menggebu, sebaiknya ia menindaklanjuti hasrat tersebut, agar ia menikahi wanita tersebut. Apabila belum mampu, untuk melakukannya, sebaiknya ia berusaha melupakan wanita tersebut dan berusaha untuk menyibukkan diri untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Dia harus merahasiakan cintanya, menahan diri, dan tetap bersabar. Bahkan rasulullah memberikan resep untuk kita agar “berpuasa”. Jika ia dapat melakukannya maka Allah akan memberikanketeguhan dan kesabaran. Ini karena ia berusaha menahan diri dari perbuatan yang diharamkan, menolak ajakan hawa nafsunya, serta lebih mengutamakan keridhaan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

DiIndra. Diberdayakan oleh Blogger.

SAHABAT